Optimalisasi Literasi Fashion Modest Indonesia Era Digital 4.0

IMG-20211116-WA0022

[Foto:Istimewa]

Jakarta|SuaraPEMUDA—Peta dan arah pengembangan distribusi fesyen modest Indonesia di era digital 4.0 sangat berpengaruh signifikan terhadap perekonomian nasional.

“Berdasarkan data Pusdatin Kemenperin, nilai ekspor industri tekstil dan pakaian jadi
sepanjang tahun 2020 mencapai US$ 10,62 miliar, dan pada periode Januari-Juli tahun 2021 ekspor sektor ini mencapai US$ 6,93 miliar.”

Sementara itu, mengenai pertumbuhan industri fashion muslim dunia, The State Global Islamic Ecomony (SGIE) Report 2020/2021 melaporkan proyeksi konsumsi fashion muslim dunia pada 2024 akan mencapai US$ 311 miliar.

Sedangkan konsumsi fashion muslim Indonesia pada tahun 2019 adalah senilai US$ 16 miliar, atau terbesar kelima di dunia setelah Iran, Turki, Saudi Arabia dan Pakistan. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar fashion muslim global maupun domestik sangat besar dan harus dimanfaatkan oleh industri fashion muslim Indonesia.

Retail Expert Nofi Wahyuni mengatakan bahwa pengembangan fashion modest di Indonesia adalah bukan hanya masalah distribusi akan tetapi banyak hal yang harus kita perhatikan sebagai brand atau korporasi atau perusahaan.

“Product adalah hal pertama yang harus menjadi perhatian dan konsistensi dari product itu sendiri dan ditribusi channel dapat mengikuti customer profile yang kita targetkan” ujar Nofi Wahyuni, Selasa (16/11/2021).

Fashion modest di Indonesia tentunya dapat berkembang dengan cepat dikarenakan Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar. Disamping itu sebagai sumber penghasil product sekaligus pengguna product dikarenakan bahan bakunya melimpah ruah dan mudah didapatkan.

Selain itu, optimalisasi literasi fasyen modest di Indonesia sangat mempengaruhi pertumbuhan pasar khususnya masyarakat pecinta fasyen.

Perlu dibangun kesadaran (awareness) kepada masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri karya anak bangsa.

Semangat ini sangat relevan dan sejalan dengan program pemerintah yakni Gerakan Bangga Buatan Bangsa Indonesia yang dikomandoi oleh Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan.(Br)

You may have missed

Pengurus Pusat Angkatan Muda Majelis Dakwah Islamiyah (PP AM-MDI) gelar Forum Group Disccussion (FGD) dikawasan warunk wow kwb, Jakarta selatan. Kegiatan yang dihadiri oleh Miko Napitupulu (Tokoh Nasional), Dr. Muhamamd Mansur (Staf Ahli Rektor Univeristas Pancasila), Letnan Jenderal (Purn) TNI. Ali Hamdan Bogra, serta Ir. Haidar Alwi ini bersama ratusan peserta dari kalangan aktivis mahasiswa guna membahas isu-isu terkini soal penenangan distribusi gas bersubsidi. “Kami menggelar forum diskusi ini untuk mendukung langkah taktis menteri ESDM Bahlil Lahadilia soal kebijkan menata sistem pendistrubusian gas bersubsidi yang diributkan saat ini”. Ucap Sandri Rumanama (Ketua Harian PP AM-MDI), kamis, (13/2) Sandri mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebenarnya pro rakyat meski sempat membuat larangan penjualan elpiji 3 kilogram (kg) oleh pengecer karena ingin memastikan pengelolan subsidi negara tepat sasaran. “Sangat pro rakyat, memastikan satuan harga bisa dijangkau masyarakat, memutus mata rantai mafia gas yang bermain penyulingan gas 3 kg ke 12 kg, serta memastikan subsidi negara tepat sasaran ini sangat pro rakyat”. Ucapnya Sandri menyampaikan jika merujuk pada sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2021 bahwa sejatinya, elpiji 3 kg diperuntukkan bagi rumah tangga miskin, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran. Hanya saja, pada kenyataanya, masih banyak pihak yang bermain-main disni “Negara sudah mensubsidikan ratusan triuliun untuk rakyat tapi nyata nya tidak tepat sasaran, bahkan pihak yang sebenarnya tidak berhak, tetapi ikut memanfaatkan subsidi ini serta mencari keuntungan dari subsidi ini”. Papar Sandri Rumanama kepada awak media