SAPMA PP KOTA MAKASSAR geram atas pembongkaran stadion mattoanging
Makassar – Pembongkaran stadion gor mattoanging telah selesai dilakukan namun nyatanya masih meninggalkan banyak pertanyaan dalam benak masyarakat sulawesi selatan pasalnya terdapat lubang besar bekas galian didalam lokasi pembongkaran yang diduga adalah tambang pasir ilegal sehingga lubang itu mengakibatkan kubangan air dan mengakibatkan timbulnya korban 2 orang meninggal dunia
Sehingga pertanggal 28/05/2020 SAPMA PP KOTA MAKASSAR beserta KOTI PP SULSEL melakukan aksi unjuk rasa didepan kantor gubernur SULSEL meminta kepada KADISPORA SULSEL dan BKAD SULSEL untuk memberi penjelasan namun pimpinan kadispora tidak ingin menemui peserta aksi dan malah memimilih mengirim perwakilan sehingga kami anggap KADISPORA SULSEL tidak layak lagi berada di kursi pimpinan
Husnul mubarak selaku ketua sapma pp kota makassar mengatakan tuntutan kami sangat sederhana kami hanya meminta transparansi anggaran dari hasil pembongkaran stadion gor mattoanging dan pihan pemerintah provinsi harus berperan aktif melanjutkan proses hukum kasus ini sehingga publik tahu apa yang terjadi tetapi kami sangat kecewa dikarenakan KADISPORA SULSEL memilih tidak keluar menemui kami dan memilih mengirim perwakilan yang banyak mengatakan tidak tahu, pertanyaan saya layakkah dia menjadi kepala dinas…..??
Usman selaku komandan koti pp menambahkan kita tidak perlu basa-basi saat ini ada korban maka pemerintah provinsi lanjutkan proses hukum tangkap pemenang tender dan blokir perusahaan tersebut untuk masuk disulsel beserta dengan oknum yang melakukan penggalian tambang pasir ilegal kalau perlu aparat kepolisian tangkap juga pejabat pemprov Sulsel yang terlibah kenapa susah kalau salah yah pertanggungjawabkan dong kata usman selaku komandan koti pp
Husnul kembali melanjutkan minggu depan kami akan kembali melakan aksi unjukrasa di depan DPR Provinsi sulsel dan terus mengawal kasus ini sehingga tidak adalagi program pemprov yang menelan korban jiwa ” lanjutkan pembangunan stadion gor mattoanging tanpa pungli dan tipikor” tutup husnul