Proses Pengujian, Seleksi, dan Wawancara Calon Guru dan Tenaga Kependidikan
Achmad Fadhliluddin Ginanjar 241012700069
Selvin Niar Telaumbanua 241012700040
Magister Manajemen Pendidikan S2
Universitas Pamulang
Suarapemuda.com – Dialik kualitas pendidikan yang baik, ada peran besar tenaga pendidik dan kependidikan yang unggul. Tapi, tahukah kamu bagaimana proses seseorang bisa menjadi guru atau tenaga kependidikan di sebuah sekolah? Ternyata, prosesnya tidak sesederhana mengisi formulir dan langsung mengajar. Ada tahapan penting yang harus dilewati: pengujian, seleksi, dan wawancara.
Tiga tahapan ini bukan sekadar formalitas. Justru di sinilah kualitas sumber daya manusia (SDM) pendidikan mulai disaring dan dipersiapkan. Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Pengujian (Mengukur Dasar Kompetensi dan Potensi)
Tahap pertama biasanya diawali dengan pengujian. Di sini, para calon guru dan tenaga kependidikan diuji kemampuannya melalui berbagai jenis tes, seperti:
- Tes akademik, untuk melihat penguasaan materi sesuai bidangnya.
- Tes pedagogik, khusus bagi calon guru, untuk mengetahui kemampuan mengelola pembelajaran.Psikotes, yang menggali kepribadian, logika berpikir, dan kemampuan kerja tim.
- Tes literasi digital, apalagi di era digital sekarang, guru dituntut melek teknologi.
Proses ini penting agar sekolah atau institusi pendidikan bisa mengenali siapa kandidat yang benar-benar siap secara kemampuan dasar.
2. Seleksi (Menyaring yang Terbaik dari yang Baik)
Setelah pengujian, masuk ke tahap seleksi. Di sinilah kandidat benar-benar disaring lebih dalam, terutama dari segi dokumen dan rekam jejaknya.
Ada seleksi administratif, untuk mengecek kelengkapan dokumen seperti ijazah, sertifikat, atau pengalaman kerja.
Lalu penilaian portofolio, misalnya pernah ikut pelatihan, menulis artikel pendidikan, atau memiliki pengalaman mengajar sebelumnya.
Bahkan di beberapa institusi, calon guru diminta untuk simulasi mengajar atau yang sering disebut microteaching.
Seleksi ini penting untuk menilai siapa yang paling cocok dan relevan dengan kebutuhan sekolah atau lembaga pendidikan.
3. Wawancara (Menggali Karakter dan Visi Pendidikan)
Tahap terakhir adalah wawancara. Ini bukan sekadar tanya jawab, tapi momen penting untuk menggali karakter dan visi dari sang kandidat.
Beberapa hal yang biasanya digali lewat wawancara, antara lain:
Alasan memilih dunia pendidikan, Apakah karena panggilan hati atau hanya pekerjaan sementara?
Komitmen jangka panjang, Apakah siap mengajar dalam kondisi apapun dan beradaptasi dengan budaya sekolah?
Nilai-nilai pribadi, Seperti integritas, tanggung jawab, empati, dan semangat belajar.
Wawancara juga memberi ruang bagi sekolah untuk menilai apakah kandidat cocok secara kepribadian dengan lingkungan kerja yang ada.
SDM Unggul Dimulai dari Proses yang Tepat
Membangun dunia pendidikan yang kuat tidak bisa lepas dari peran SDM yang andal. Proses pengujian, seleksi, dan wawancara bukan hanya prosedur, tapi gerbang awal untuk menghadirkan sosok guru dan tenaga kependidikan yang profesional dan berintegritas.
Dengan proses yang baik dan transparan, institusi pendidikan bisa menemukan orang-orang terbaik yang tidak hanya mampu mengajar, tetapi juga menginspirasi dan membentuk masa depan generasi bangsa.
Ingat, guru bukan hanya profesi. Guru adalah fondasi perubahan. Maka, proses menjadi guru pun harus melalui jalan yang bermutu.