Kelangkaan Solar di Kepulauan Sapeken Rugikan Nelayan, Harga Melambung hingga Rp8.500/Liter
Sapeken, 22 Juni 2025 – Kelangkaan bahan bakar jenis solar kembali melanda wilayah Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep. Dalam beberapa pekan terakhir, nelayan setempat mengeluhkan sulitnya memperoleh solar untuk melaut, sementara harga di lapangan mengalami lonjakan tajam hingga mencapai Rp8.500 per liter jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Kondisi ini diperparah dengan adanya dugaan praktik penimbunan dan penyalahgunaan distribusi oleh oknum pemilik POM. Para pelaku diduga memanfaatkan situasi kelangkaan untuk meraup keuntungan, sehingga beban ekonomi masyarakat, khususnya para nelayan tradisional, semakin berat.
“Sudah sulit cari ikan, sekarang untuk beli solar saja harus antri panjang dan mahal. Banyak perahu akhirnya tidak jadi melaut,” keluh salah satu nelayan Kampung Kota Desa Sapeken.
Pendapatan hasil laut yang kian menurun akibat musim paceklik tak sebanding dengan biaya operasional yang membengkak. Banyak keluarga nelayan mulai kesulitan memenuhi kebutuhan pokok harian.
Sehubungan dengan hal ini, masyarakat nelayan Sapeken mendesak pemerintah daerah maupun pusat untuk segera turun tangan. Pemeriksaan distribusi solar dan penyelidikan terhadap kemungkinan penyalahgunaan wewenang sangat diharapkan agar tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
“Kami mohon perhatian serius dari instansi terkait. Jangan biarkan nelayan kami menjerit di laut sendiri,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.