Jajan Bakso Tampil Beda: Sukses dari Sayap Suci, Kini Dihidangkan Pakai Rice Cooker di Livehouse dan Superhouse

Jajan Bakso Tampil Beda: Sukses dari Sayap Suci, Kini Dihidangkan Pakai Rice Cooker di Livehouse dan Superhouse
Jakarta, Suarapemuda.co
Tidak banyak yang menyangka bahwa kabar tutupnya sebuah gerai bakso justru menjadi awal dari kebangkitan yang lebih besar. Berawal dari langkah sederhana, Jajan Bakso kini menjelma menjadi fenomena baru di dunia kuliner Jakarta. Di bawah dukungan HW Group, menu ini kembali hadir dengan sentuhan unik: disajikan dalam rice cooker dan tersedia di Superhouse serta seluruh outlet Livehouse Jabodetabek.
Semua bermula saat Warren Davin, melalui akun Instagram pribadinya @warrendavin, mengumumkan bahwa bisnis Jajan Bakso miliknya resmi tutup. Tak disangka, pengumuman ini menyita perhatian netizen dan menjadi viral. Namun, bukannya berakhir, cerita ini justru memunculkan babak baru.
Melihat antusiasme publik, tiga tokoh di balik HW Group — Ivan Tanjaya (@ivantanjaya), Andrew Susanto (@andrew8is), dan Hotman Paris (@hotmanparisofficial) — memberikan tantangan kepada Warren: menjual 10.000 porsi bakso dalam sebulan di outlet Kopi Sayap Suci di Kelapa Gading, tak jauh dari lokasi Jajan Bakso yang lama.
Dari situ, perjuangan dimulai. Warren dan tim memanfaatkan momentum viral dengan membuat konten harian, membangun komunitas, dan menciptakan antusiasme luar biasa. Meskipun hasil akhirnya “hanya” 9.000 porsi, tantangan ini tetap dianggap sukses besar.
Terkesan dengan pencapaian itu, Ivan Tanjaya menaikkan dengan target lebih ambisius: 20.000 porsi Jajan Bakso di seluruh outlet Livehouse (PIK, Kemang, BSD, Kelapa Gading) dan Superhouse Satrio, versi premium dari Livehouse.
Bagi HW Group, angka 9.000 mangkok dalam sebulan adalah validasi pasar. Artinya, Jajan Bakso bukan cuma tren sesaat, tapi punya daya tarik jangka panjang baik secara rasa, konsep, maupun cerita.
“Respons itu membuktikan satu hal: publik masih haus akan makanan yang punya cerita dan pengalaman unik,” ujar Ivan Tanjaya.
Salah satu inovasi paling mencolok yang dilakukan Livehouse dan Superhouse adalah penyajian bakso langsung dalam rice cooker. Di tengah budaya makan urban yang kian visual dan kreatif, pendekatan ini terasa segar dan relevan.
Livehouse berani menabrak batas dengan menyajikan sesuatu yang out of the box, mulai dari kejutan di setiap live music-nya hingga menu yang unik dan berbeda. Menu spesial Jajan Bakso yang disajikan dalam rice cooker bukan hanya playful dan unik, tapi juga menegaskan bahwa porsinya besar dan memuaskan. Hal ini sekaligus menambah daya tarik Instagramable yang memperkaya pengalaman kuliner pengunjung.
Livehouse tidak hanya menyuguhkan makanan, tetapi juga pengalaman kuliner yang bisa ‘difoto, dibagikan, dan dikenang’. Bakso dalam rice cooker bukan sekadar gimmick, ia menyampaikan pesan: porsi besar, playful, dan 100% konten-able.
“Kami ingin setiap orang yang makan merasa seperti ikut bagian dari tren, bukan sekadar makan bakso biasa.”
Sedangkan Superhouse merupakan versi premium dari Livehouse Indonesia, dengan konsep lebih eksklusif serta kualitas hiburan dan layanan yang ditingkatkan.
HW Group, melalui inovasi-inovasi ini, tidak hanya menciptakan ruang hiburan malam yang menarik, tetapi juga pengalaman kuliner dan budaya yang kuat, menyatukan unsur hiburan dan kuliner dalam satu kesatuan yang memikat masyarakat urban.
Sejak resmi tersedia pada 29 Mei 2025, respons publik kembali membeludak. Konten tentang bakso rice cooker langsung menyebar di media sosial, terutama Instagram dan TikTok.
Menariknya, hype ini tak hanya datang dari mereka yang sudah pernah mencicipi Jajan Bakso sebelumnya, tapi juga banyak audiens baru yang tertarik karena visual dan ceritanya yang kuat.
Apa yang membuat menu ini begitu cepat viral? Jawabannya ada pada kombinasi beberapa faktor yakni, Pertama, Cerita personal Warren Davin yang menyentuh dan relatable. kedua, Visual penyajian unik dengan rice cooker sebagai elemen kejutan. Ketiga, Cita rasa Nusantara yang akrab, bakso, makanan kesukaan lintas usia.
Keempat, Platform tepat, yakni Instagram dan TikTok, yang mendorong tren visual. Adapun salah satu komentar menyatakan, “Bakso ini bukan hanya enak, tapi dia punya cerita. Dan orang zaman sekarang suka cerita.”
Mungkinkah tren seperti ini mendunia? Menurut HW Group, potensinya sangat besar asalkan dikemas dengan cerdas.
Dua syarat utama untuk menjangkau pasar global adalah storytelling yang otentik dan kuat, serta pengalaman visual dan sensorik yang unik dan shareable.
Selain Jajan Bakso, HW Group terus memantau tren kuliner viral lainnya. Belum lama ini muncul tren ‘Nasi Panda’ yang dijual seorang nenek dan viral di TikTok. Tim MiMi Livehouse PIK (@mimi.livehouse) langsung mengajak nenek tersebut berkolaborasi dengan membeli resepnya, memproduksi ulang dengan standardisasi, dan menjadikannya bagian dari campaign “Panda Party” untuk bulan Juni.
Jajan Bakso Rice Cooker adalah simbol bahwa kuliner bisa kembali hidup lewat kekuatan komunitas, inovasi, dan cerita kuat. Lewat kerja sama kreator dan korporat, makanan yang hampir hilang bisa lahir kembali dengan format baru yang lebih kuat, luas, dan dekat dengan gaya hidup konsumen masa kini.