Alasan Milenial Indonesia Memilih Letjen Dudung Sebagai KSAD

Oleh : Deni Wahyudi, Sekretaris Direktur Lentera Studi Pemuda Indonesia [LSPI].

Bursa calon Kepala Staf Angkatan Darat [KSAD] mulai ramai diperbincangkan oleh Kelompok Milenial Indonesia. Sebagai pengguna media sosial paling dominan di tanah air, nama Letjen Dudung menempati Posisi Teratas [Top Rank] dalam bursa calon KSAD. Milenial memandang Letjen Dudung adalah figur paling ideal untuk menggantikan posisi KSAD yang sebentar lagi akan ditinggalkan oleh calon tunggal Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.

Munculnya nama Letjen Dudung dalam bursa calon KSAD berangkat dari sejarah yang cukup panjang. Sebelum namanya mencuat sebgai salah satu calon KSAD, Milenial Indonesia terlebih dahulu akrab dengan Dudung terkait wacana-wacana seputar ancaman terhadap Ideologi Pancasila dari kelompok-kelompok radikal. Dalam hal ini, Milenial melihat Dudung adalah figur yang paling terdepan dan siap berkorban demi NKRI.

Masyarakat tentu masih mengingat ‘aksi uniknya’ yang menjadi viral ketika memerintahkan Prajurit TNI untuk menurunkan puluhan ribu Baliho salah satu organisasi kemasyarakatan [Ormas] berhaluan Ekstrem. Dalam kesadaran milenial pada saat itu, aksi Dudung tersebut bukan semata-mata ingin mengambil alih posisi Satpol PP, melainkan lebih dari sekedar itu. Aksi Dudung yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya dinilai sebagai bentuk Patriotisme. Dudung berhasil menegaskan kepada Publik luas bahwa keberadaan organisasi tersebut secara vulgar telah merongrong Pancasila. Dan tak lama setelah itu, eksistensi ormas tersebut akhirnya sah secara hukum menjadi ormas terlarang di Indonesia.

Dalam diskursus Milenial, tak ada ruang perdebatan dalam soal Sikap Pancasilais Dudung. Selain Pancasilais, Dudung dikenal sebagai sosok Perwira yang sangat berani, tegas, dan bersahabat dengan siapapun. Dalam soal karir, dirinya pernah menjabat di beberapa posisi strategis dalam Tubuh TNI AD. Dudung pernah tercatat sebagai Wagub Akmil pada tahun 2015, Staf khusus KSAD dan Wakil asisten teritorial [Waaster] KSAD, Gubernur Akmil 2020, Pangdam Jaya pada tahun 2020, dan kemudian menjadi Pangkostrad TNI AD hingga saat ini.

Sejarah Dudung menjadi seorang Perwira TNI pun tak semulus yang dibayangkan. Dirinya yang sejak kecil ditempa dengan kerasnya kehidupan, harus mengorbankan masa kecilnya untuk membantu orang tua. Sepeninggal Ayahnya, Dudung harus membantu Ibunya yang berdagang Kue Klepon di Asrama Kodam III Siliwangi, Jawa Barat hingga menjadi loper koran. Kerja keras, disiplin dan kepekaan ini sudah terlatih sejak dirinya duduk di bangku SMP hingga SMA. Dan peristiwa yang memotivasinya untuk menjadi Perwira TNI adalah pengalamannya ditendang oleh anggota TNI ketika sedang mengantarkan Kue ke Asrama.

Kembali lagi pada soal Bursa Calon KSAD yang segera ditinggalkan oleh Jenderal Andika perkasa. Milenial Indonesia sangat menantikan dan berharap posisi yang kosong tersebut ditempati oleh figur yang tepat. Menurut Pengamat Militer Khairul Fahmi, ada dua masalah besar yang menjadi pekerjaan rumah bagi calon penerus Jenderal Andika Perkasa, yakni : Memperkuat Integritas Prajurit dan Modernisasi Alutsista.

Dua persoalan besar ini tentu akan lebih mudah diemban oleh figur yang memiliki sejumlah pengalaman, berintegritas serta memiliki kapasitas moral yang baik. Mencuatnya nama Letjen Dudung Abdurachman sebagai calon kuat KSAD penerus Jenderal Andika Perkasa adalah kabar baik bagi masyarakat Indonesia, khususnya kelompok Milenial. Bagi kelompok milenial, Dudung adalah figur yang paling ideal untuk mengisi jabatan KSAD. Popularitas dan Integritasnya sebagai Prajurit tak perlu dipertanyakan. Bahkan namanya adalah yang paling sering disebut di Parlemen hingga Istana.

Pernyataan di atas tak berarti politis, dalam artian sempit atau merekayasa sosok Letjen Dudung. Hal-hal yang telah dipaparkan sepenuhnya berangkat dari sejumlah sumber yang bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Letjen Dudung bagaimanapun memenuhi segala aspek atau ukuran yang memadai sebagai calon KSAD. Kepekaannya terhadap isu yang mengancam stabilitas Negara, Pro Pancasila, hingga pengalamannya duduk di sejumlah jabatan strategis di dunia militer adalah modal berharga.

Kini nama Dudung telah berhembus hingga ke Parlemen dan Istana Negara. Namun itu semua tak akan pernah sampai di telinga para petinggi negara, bila tak mendapat atensi khusus dari masyarakat luas. Satu Fakta yang tidak bisa digugat adalah Letjen Dudung telah mendapatkan ruang dalam ingatan masyarakat Indonesia, khususnya kelompok Milenial. Semoga tulisan ini mampu menjadi pertimbangan kecil atau sebagai referensi untuk melihat dan membaca sosok yang paling tepat untuk menduduki posisi : Kepala Staf Angkatan Darat.

TNI Kuat Bersama Rakyat!