Barikade 98: ‘Fuck Orde Baru’

Screenshot_2021-05-22-14-57-12

[Ket.gambar: Suasana Usai Acara Pengukuhan Pengurus ‘Barikade 98’ Tampak Benny Rhamdani ketum Barikade 98,  foto;Istimewa]

Jakarta,SuaraPEMUDA— Dalam acara Pengukuhan Pengurus Barikade 98 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Tampak momen dimana segenap pengurus yang hadir dan tergabung dalam Barikade 98 sempat serentak mengacungkan jari tengah dengan mengucapkan ‘Fuck Orde Baru’

Ketua Umum Barikade 98, Benny Rhamdani menjelaskan bahwa era rezim Orde baru selama 32 tahun yang di pimpin Presiden Soeharto adalah suatu hal yang tragis, dimana pemimpin yang berkuasa kala itu melakukan penjarahan kekayaan negara begitu juga ekonomi dan kekuasaan yang sangat totaliter.

“Kita ingat khusus di jaman itu, orang berbeda pendapat pun akan dirusak dengan kekuasaan. Orang berani mengkritik keras kepada pemerintah yang berkuasa, kita bisa dipenjarakan bahkan juga bisa dihilangkan nyawa nya. Ini sejarah kelam yang tidak boleh sebetulnya dilupakan,” ujarnya mengatakan usai acara Pengukuhan Pengurus ‘Barikade 98’ yang berlangsung di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/05/21).

Sejarah ini, lanjutnya lagi mengatakan, perlu dicatat untuk menjadi pengingat bagi generasi berikutnya, karena kita sudah melewati suatu fase kehidupan yang sangat buruk dalam prosedur negara.

Sebab menurutnya, reformasi 98 itu adalah akumulasi yang sebetulnya, puncak ketertindasan dan ketidakberdayaan rakyat selama 32 tahun. Akhirnya muncul kekuatan bersama antara mahasiswa dan rakyat dalam gelombang massa yang besar untuk menuntut pemimpin yang diklaim dengan kekuasaan yang sangat totaliter tersebut.

Dia juga menegaskan bahwa reformasi 98 itu bukan perjuangan yang gratis, sebab ada ribuan orang meninggal, banyak orang yang sakit bahkan banyak orang yang hilang diculik saat itu, bahkan hingga kini belum diketahui keberadaan nya.

Saksikan juga video dibawah ini:

Amien Rais Bukan Bapak Reformasi

Ketua Umum Barikade 98 Benny Rhamdani juga mempertanyakan sebutan atau gelar Bapak Reformasi yang disematkan kepada Amien Rais.

“Kita ingin bertanya kepada Amien Rais, ketika Anda disebut sebagai Bapak Reformasi atau Tokoh Reformasi, siapa yang memberi label ketokohan itu kepada Anda?” Ujarnya bernada tanya.

Benny menegaskan pada saat aktivis 98 berjuang menumbangkan rezim Orde Baru dan Presiden Soeharto, tidak pernah merasa bahwa Amien Rais bersama-sama dengan perjuangan aktivis 98 saat itu.

“Lebih tepat kami mengatakan bahwa Amien Rais adalah tokoh penumpang gelap dari gerakan reformasi itu sendiri,” tegas Benny.

Oleh karena itu, dia mengingatkan kepada semua pihak dan media agar tidak lagi memberikan predikat tokoh reformasi kepada Amien Rais.

“Karena toh! aktivis 98 tidak pernah merasa dalam perjuangan 23 tahun lalu Amien Rais berada bersama-sama kami, kecuali dia hanya sebagai penumpang gelap dari gerakan reformasi itu sendiri,” ujar Benny.

Menurut Benny, Amien Rais tidak pernah menjadi bagian dari gerakan 98. Bahwa Amien pernah muncul tanpa diundang ketika mahasiswa saat itu melakukan pendudukan DPR dan pernah terlibat dalam pertemuan dengan kelompoknya, dan bukan kegiatan mahasiswa, itu adalah urusan Amien Rais sendiri.

“Aktivis 98 tidak pernah memberikan gelar kepada Amien Rais,” tegas Benny.(fri/bar/dilansir dari berbagai sumber)