Dampak COVID – 19 Terhadap Sektor Pendidikan, Yuniar Ayu Permatasari
Wabah covid – 19 yang melanda dunia hingga saat ini belum dapat terkendalikan , bahkan organisasi kesehatan dunia WHO ( world health organization ) belum menemukan vaksin yang tepat untuk menghentikan virus pandemi ini.
Akibat wabah ini berbagai dampak yang mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Tak terkecuali sektor pendidikan yang terkena dampak covid -19 ini.
Dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus sehingga mengharuskan segala aktifitas dilakukan dirumah. Olehnya seluruh sekolah,universitas yang biasanya melaksanakan proses belajar mengajar secara langsung (tatap muka) kini harus menerapkan pembelajaran jarak jauh atau metode daring (dalam jaringan). Adapun langkah pemerintah menyikapi wabah Darurat Covid-19 berdasarkan acuan surat edaran menteri pendidikan Nomor: 4 Tahun 2020 tentang kebijakan pendidikan darurat Covid-19 sebagai berikut :
- Dilarang membebani proses belajar secara daring dengan capaian kurikulum
- Materi dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup seperti tentang covid – 19
- Tugas dan aktifitas disesuaikan dengan kondisi siswa seperti akses dan fasilitas
- Dinas pendidikan dan sekolah mengikuti protokol kesehatan termasuk dilarang mengumpulkan orang tua maupun siswa
- Sistem penilaian ujian sekolah mengacu pada nilai rapor 5 semester terakhir
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa di tempuh agar pembelajaran dapat berlangsung dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Hanya saja berbagai masalah yang ditimbulkan dengan metode ini seperti :
1. Penguasaan teknologi yang masih rendah
Tidak semua guru dan siswa menguasai teknologi,harus diakui guru dan siswa masih ada yang tidak melek teknologi dikarenakan sarana dan prasarana di sekolah juga masih minim terutama daerah pelosok yang jaringan pun sangat susah untuk di akses.
2. Keterbatasan jaringan internet
Pembelajaran daring tidak terlepas dengan penggunaan internet , sementara masih banyak daerah yang minim jaringan atau letak georgrafis yang masih sangat jauh jangkauanya dari jaringan seluler.
3. Biaya
Jaringan internet yang di butuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri bagi guru dan siswa. Kuota yang di beli untuk kebutuhan pembelajaran daring menjadi melonjak sehingga diantara guru dan siswa tidak sanggup untuk menambah kebutuhan anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Sebenarnya metode pembelajaran daring bukan merupakan hal baru karena dibeberapa negara terutama negara maju kegiatan ini sudah biasa. Di Indonesia pun hal biasa di tingkat universitas, namun di tingkat satuan pendidilkan dasar dan menengah belum begitu terbiasa sehingga membutuhkan persiapan dan kesiapan yang baik.
Era perkembangan zaman yang begitu cepat ,tidak menutup kemungkinan proses pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan memanfaatkan teknologi salah satunya metode daring,olehnya pemerintah,orang tua,guru,sekolah harus mempersiapkan segala sarana dan prasarana dalam menghadapi situasi perubahan zaman dalam dunia pendidikan agar kita sebagai bangsa tidak tertinggal oleh persaingan dunia pendidikan secara global.
Terlepas dari berbagai kendala dari metode pembelajaran daring tersebut covid – 19 juga memberikan dampak positif seperti :
- kolaborasi guru dan orang tua dalam mendidik anak,kini orang tua sadar akan sulitnya mendidik anak sehingga meningkatkan empati orang tua terhadap guru jadi meningkat.
- Pembelajaran yang efektif dan efisien karena dilaksanakan di rumah melalui metode pembelajaran daring tanpa harus bertatap muka dengan guru.
- Menambah pengetahuan pentingnya teknologi dalam menghadapi tuntutan perubahan zaman terutama dalam dunia pendidikan.
“Pembelajaran daring telah membuka berbagai problem pendidikan di negeri ini. Selain itu semakin menunjukkan bahwa pembangunan pendidikan di Indonesia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak guna mengoptimalkan proses pembelajaran dalam jaringan (DARING), orang tua,siswa,pemerintah,guru menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk keberlangsungan proses belajar mengajar yang efektif.. Pendidikan sebagai suatu ekosistem utuh yang tidak lepas dari kebijakan politik, daya dukung teknologi, infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari orangtua/masyarakat. Tanpa itu semua, pendidikan tidak dapat optimal dalam mencerdaskan anak bangsa”.
penulis
(Yuniar Ayu Permatasari/mahasiswa FKM pascasarjana UNHAS)