Santri Muda Nusantara (SAMUDRA) Mendesak Pengelola PIK Bangun Masjid

Foto : Ketum Santri Muda Nusantara Sukarya Putra, (Istimewa)

Menyoroti pernyataan Menteri agama Republik Indonesia Prof. KH. Nazarudin Umar terhadap kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang memiliki luas 1000 hektar. Suatu kawasan pemukiman yang sangat fantastis di daerah Utara Jakarta yang berpenduduk mayoritas muslim namun disayangkan oleh Bapak menteri suara azan tidak terdengar karena fasilitas Masjid tidak terlihat dikawasan megah ini.

Terhadap kenyataan ini Ketua Umum Santri Muda Nusantara Sukarya Putra angkat bicara bahwa PIK harus menghormati nilai nilai luhur budaya, keberagamaan mayoritas pada bangsa ini

” Seyogyanya dalam membangun kawasan yg merupakan bagian dari Pembangunan Strategis Nasional (PSN) mestinya pihak pengembang dan pengelola memperhatikan juga pendirian Masjid di tengah kemegahan kawasan tersebut. SAMUDRA melihat justru hanya satu bangunan ibadah (VIHARA) saja yg ada di kawasan ini. Tentu sebagai negara mayoritas muslim terbesar dunia, PIK haruslah patuh terhadap keragaman budaya dan memperhatikan masyarakat mayoritas yang ada. Bagi SAMUDRA tidak ada masalah dengan keberadaan PIK. Silahkan bangun kawasan tersebut dengan ornamen yang modern tetapi nilai-nilai terhadap keberadaan Masjid juga harus ada. Contohi TMII adalah cerminan miniatur keberagaman bangsa sebagai kawasan bangunan daerah Nusantara dengan tetap berpijak pada akar budaya bangsa Indonesia”. Jelasnya pada media.

Kehadiran bangunan PIK terhadap tidak tampaknya masjid dikawasan tersebut ungkap Sukarya Putra, sangat menyinggung perasaan ummat muslim sebagai ummat mayoritas. Oleh karena itu, PIK harus segera merealisasikan bangunan masjid jika menghargai kebhinekaan.

Santri Muda Nusantara (SAMUDRA) yang memiliki anggota dan pengurus dari masyarakat santri mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh Pengembang dan pengelola PIK dan akan senantiasa ikut mengawal, menyuarakan atas ketidak adilan yang dilakukan oleh pengembang fan pengelola PIK yang tidak peka dan atau dengan sengaja tidak menyediakan (membangun) rumah ibadah Masjid di kawasan PIK. Kami akan terus memantau sampai ada konfirmasi yang jelas dari pihak pengelola PIK. Tutur Ketua Umum Santri Muda Nusantara. Sukarya Putra.(Bar/Red)