Jakarta, 26 November 2021—Jutaan pasang mata masyarakat Indonesia menyorot tingkah laku sejumlah aparat Kepolisian yang dianggap tidak sejalan dengan Hukum dan Demokrasi. Sejumlah insiden seperti penghapusan mural kritik dan memburu senimannya ; menangkap Bapak Suroso ‘Si Peternak Ayam’ dan sejumlah Mahasiswa yang mendemo Presiden ketika Kunjungan Kerja—hingga yang teranyar adalah : Video Viral oknum Polisi yang membanting seorang demonstran di Tangerang hingga tak sadarkan diri.
Fenomena-fenomena di atas menurut Wakil Ketua Umum Milenial Mitra Polisi (MMP), Putera Fajar sangat kontras dengan apa yang seharusnya menjadi Tugas dari Kepolisian yang melayani, melindungi dan mengayomi.
“Melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat sudah seharusnya menjadi prinsip pokok Anggota Kepolisian di manapun berada. Namun fakta di lapangan berkata lain. Sejumlah pemberitaan, opini yang dibuat para kritikus, hingga video ‘Polisi Nakal’ yang viral akhirnya membuat masyarakat larut dalam marah dan kecewa.” Kata Fajar.
Masih menurut pria yang akrab disapa Fajar ini, sejumlah fenomena oknum polri yang sempat ramai dan mendapat banyak sorotan ini perlahan-lahan mulai mengurang. Hal ini salah satunya disebabkan oleh Sikap Tegas Kapolri Listyo Sigit.
“Fenomena janggal oknum Kepolisian di sejumlah Daerah sudah jarang sekali kita lihat dan dengar. Kami amati dan kaji lebih dalam, salah satu indikator kuatnya adalah Ketegasan Sikap Kapolri. Hal ini sangat memberikan dampak yang sangat luar biasa untuk merubah citra Polri yang sempat ternoda oleh perilaku oknum.” Sambung Fajar
Kapolri Listyo Sigit tak hanya tegas dan berani menurut Fajar. Kapolri juga punya strategi bagaimana mengubah Citra Polri dengan caranya yang terbilang cukup elegan seperti Festival Mural Bhayangkara yang diselenggarakan di Mabes Polri.
“Masyarakat sebelumnya menaruh skeptis dan cenderung acuh dengan Festival Mural Bhayangkara yang akan dibuat Mabes Polri. Namun fakta berkata lain. Festival mural itu diminati banyak seniman, dan menyita perhatian sangat luar biasa dari jjutaa masyarakat Indonesia. Yang menarik bukan hanya muralnya, tapi pernyataan Kapolri yang sebut “Siapa yang paling pedas mengkritik, akan jadi sahabat saya.” Tegas Fajar
Di lain kesempatan, Festival mural dinilai Ketua Bidang Hukum dan HAM MMP, Muhammad DN sangat sukses diselanggarakan oleh Polri. Menurutnya, Festival Mural itu adalah wadah untuk masyarakat untuk luapkan aspirasi, hingga sebagai medium refleksi bagi Polri untuk berkaca diri.
“Festival Mural yang digelar Mabes Polri itu terbilang sukses. Selain menjadi wadah aspirasi publik, festival tersebut juga jadi sarana bagi Polri untuk berkaca diri. Kritik-kritik yang terlukiskan melalui tulisan dan gambar adalah modal berharga bagi Polri untuk segera berbenah diri. Pada posisi ini kami menilai langkah yang dibuat Kapolri Listyo sangat cerdas dan berani.” Tutur Muhammad DM.
Masih menurut Muhammad DN, Kapolri Listyo Sigit memiliki visi besar untuk megubah Budaya Polri. Sukses dengan Mural, Kapolri juga akan gelar Lomba Orasi atau Unjuk Rasa di Mabes Polri.
“Kita paham betul dengan kebutuhan Polri saat ini. Kapolri Listyo Sigit punya visi besar untuk mengubah tradisi Polri. Polri yang kita kenal begitu kuat secara infrastruktural dan juga Struktural. Namun secara kultural ini masih menjadi persoalan. Dan kami melihat visi ini tertanam dalam Festival Mural dan juga Lomba orasi yang akan segera digelar pada momentum hari HAM se dunia tanggal 10 Desember 2021 nanti.” Tegas Muhammad DM.
Di akhir kesempatan, Fajar Putera menambahkan bahwa Lomba Orasi yang akan digelar pada tanggal 10 Desember 2021 nanti, dapat dijadikan salah satu tolak ukur untuk melihat masa depan Kepolisian Indonesia. Menurutnya Kapolri Listyo Sigit punya kemampuan untuk mewujudkan hal tersebut.
“10 Desember 2021 adalah hari Hak Asasi Manusia. Hampir di seluruh dunia, masyarakat berbondong-bondong turun ke Jalan untuk sampaikan kepeduliannya terhadap persoalan Kemanusiaan. Mabes Polri di waktu yang sama, akan mengadakan Lomba Orasi. Kegiatan ini ditujukan untuk mengedukasi warga, sekaligus sebagai medium bagi Polri untuk berbenah diri. Dan hal ini tentu patut diapresiasi dan patut diberikan dukungan penuh.” Pungkas Fajar.(red)