Jakarta, – Negara Indonesia sedang berjibaku memulihkan kesehatan dan ekonomi masyarakat dari keterpurukan yang disebabkan Pandemi Covid-19. Namun kabar tak sedap terdengar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Salah satu pengurus MUI, Zain An Najah yang duduk sebagai Anggota Komisi Fatwa ditangkap karena dugaan terlibat kasus Terorisme. Pasca ditangkapnya Zain, MUI secara resmi menon-aktifkan jabatannya dari kepengurusan.
Terorisme dan Pandemi adalah dua variabel yang saling berkaitan. Menurut Fajar Putera, Wakil Ketua Milenial Mitra Polisi (MMP), Pandemi memberikan ruang besar bagi para teroris untuk melancarkan aksinya melalui teknologi daring atau media sosial.
“Selama Pandemi ini aktivitas warga negara masif diselenggarakan secara daring. Kondisi ini memungkinkan dan mempermudah langkah Teroris untuk menggencarkan aksi-aksinya seperti dalam soal penyebaran paham radikal yang merongrong Pancasila.” Tutur Fajar.
Masih menurut Fajar, ditangkapnya Zain oleh Densus 88 karena dugaan Terorisme, adalah upaya menjaga stabilitas dalam negeri dari potensi-potensi ancaman yang digencarkan oleh kelompok ekstrimis. Terlebih menurutnya, bangsa ini masih dalam proses pemulihan, sehingga menjaga keamanan dalam negeri menjadi sangat penting dalam situasi seperti ini.
“Kami dukung penuh Densus 88 dalam persoalan ini. Terorisme adalah batu sandungan bagi bangsa ini untuk mempercepat kepulihannya. Gerakan mereka harus diantisipasi dan ditumpas sampai ke akar-akarnya, karena sangat mengganggu proses pemulihan bangsa dalam segala aspeknya. Dalam posisi ini faktor keamanan dalam negeri menjadi indikator yang sangat kuat. Dan apa yang dilakukan Densus 88 sudah sangat presisi dengan kebutuhan negara.” Tegas Fajar.
Di sisi lain, Koordinator Bidang Hukum dan HAM Milenial Mitra Polisi (MMP), DM Muhammad menilai fenomena terorisme di masa Pandemi ini harus menjadi catatan kritis bagi semua pihak. Densus 88 Polri dalam hal ini memainkan peranan penting untuk mencegah terjadinya praktik-praktik terorisme yang menjadikan Situasi Pandemi sebagai inangnya untuk berkembang biak.
“Terorisme di era Pandemi ini lebih potensial untuk berkembang pesat. Teknologi informasi berbasis digital atau daring menjadi medium vital bagi mereka (teroris) untuk gencarkan aksi-aksi yang kontra produktif dengan semangat persatuan bangsa yang begitu solid dalam situasi Pandemi ini. Dalam hal ini kita berterimakasih pada Densus 88 yang mampu melakukan mitigasi dan penindakan terhadap orang-orang yang diduga kuat terlibat dalam aksi ekstrim ini.” Kata DM Muhammad.
Kabar ditangkapnya Zain An Najah yang diduga terlibat aksi Terorisme oleh Densus 88, menurut Din adalah alarm bagi bangsa dan negara yang tengah menghadapi situasi darurat kesehatan dan ekonomi ini.
“Ditangkapnya Zain, adalah sebuah alarm yang mengingatkan Bangsa dan Negara bahwa Virus yang mengancam bukan hanya Covid-19. Ekstrimisme atau Terorisme adalah virus sosial yang turut menjadi ancaman. Eksistensinya saat ini begitu sangat laten dan berpotensi meledak tiba-tiba ketika bangsa ini lengah. Pada posisi ini kita sangat berterimakasih pada Institusi Polri yang telah bekerja dengan baik. Namun yang tak kalah Penting adalah, kita sebagai pemuda memiliki tanggung jawab menjaga negara dari ancaman seperti ini. Mari kita rapatkan barisan dan jalin sinergi yang baik dengan Polri untuk melawan Virus Radikalisme. ” Pungkas DM Muhammad. (Red)