Oleh : Putra Fajar, Wakil Ketua Umum Milenial Mitra Polisi (MMP)
Di Twitter, Video Call antara Teuku Tegar dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Viral. Video berdurasi dua menit lebih itu berisi tentang keinginan kuat Teuku Tegar, Atlet Lompat Galah Nasional peraih medali emas PON Papua XX tahun 2021, untuk menjadi seorang Anggota Polisi. Dalam video tersebut, Kapolri Listyo dengan wajahnya yang sejuk melempar pertanyaan yang menyentuh kepada Tegar : “Apa benar Mas Tegar mau masuk Polisi?”
Keinginan kuat Teuku Tegar, si Atlet Lompat Galah yang memilik banyak prestasi itu disambut baik oleh Kapolri Listyo Sigit. Mimpi seorang Tegar untuk menjadi Polisi segera mewujud nyata. Kapolri memberikan kesempatan kepada Tegar untuk menjadi prajurit Korps Bhayangkara, melalui Jalur Rekrutmen Proaktif yang diperuntukan bagi putera-puteri bangsa berprestasi.
Teuku Tegar Abadi nama lengkapnya. Putera seorang Petani ini mengukir mimpinya menjadi Polisi sejak ia kecil. Mimpinya untuk menjadi anggota Polisi itu terinspirasi dari Kakeknya. Selain berprofesi sebagai Atlet Lompat Galah, Tegar sangat tekun bekerja membantu orang tua di ladang tomat milik keluarga. Kini, cerita Tegar menjadi sorotan nasional. Ia menginspirasi banyak orang untuk tetap bekerja keras dalam memperjuangkan cita-cita.
Impian Tegar menjadi seorang Polisi juga menjadi inspirasi sebagian anak bangsa. Tegar yang mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Polri melalui jalur prestasi, memberikan kabar atau petunjuk kepada yang lain—bahwa Polri memberikan ruang besar bagi atlet-atlet berprestasi untuk bergabung dalam Korps Bhayangkara.
Dalam soal rekrutmen anggota Kepolisian, kemampuan dan prestasi adalah dua hal yang memungkinkan seseorang bisa menjadi bagian dari Polri. Dalam hal ini, Kapolri Listyo Sigit telah tegaskan bahwa semua putera-puteri bangsa memiliki hak yang sama. Tak ada pungutan sepeser-pun dalam mekanisme rekrutmen. Bila ada, Kapolri secara tegas untuk segera melaporkan oknum-oknum yang memungut biaya tersebut kepada Propam. Dan Kapolri pun tak segan-segan untuk memberikan sangsi tegas berupa pemecatan kepada oknum Polisi tersebut.
Di era Kepemimpinan Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat ini, kecil kemungkinan bagi oknum-oknum Kepolisian untuk memanfaatkan situasi. Ketegasan dan keberanian Kapolri untuk memecat anggota Polri dan menon-aktifkan jabatan fungsional Pimpinan Polri di sejumlah daerah, setidaknya mampu memberikan jaminan bagi Masyarakat. Khusus dalam hal rekrutmen calon anggota Polri di seluruh Indonesia, sepertinya praktik pungli atau kolusi di dalam Korps Bhayangkara, bisa dipastikan kecil akan terjadi.