JAKARTA– Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Dr. H Syahrul Yasin Limpo, S.H.,M.H komitmen terkait pengembangan tanaman Porang, Vanili dan komoditas pertanian unggulan lainnya di Kabupaten Lombok Barat, NTB.
Hal tersebut disampaikan Mentan Yasin Limpo dalam pertemuan bersama Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid pada Selasa (14/09/2021) di Jakarta.
Bahkan, dalam pertemuan itu, Menteri Pertanian akan mendorong Pemberdayaan Petani Milenal yang berumur 40 tahun ke bawah.
Menteri Yasin Limpo meminta kepada Pemda Lombok Barat untuk menyelesaikan konsepnya selama satu bulan kedepan. Ia berjanji akan berkunjung ke Kabupaten Lombok Barat.
Bupati Lobar Fauzan Khalid menawarkan, komitmen pengembangan komidatas pertanian unggulan tersebut akan di tanam di hutan kawasan Kab. Lombok Barat yang jaraknya dekat dengan kota. Pasalnya, petani di Lobar juga punya perkebunan kopi.
Sementara itu, Bupati Fauzan mengatakan pertemuan tersebut bertujuan untuk mendorong kesejahteraan petani di kabupaten Lombok Barat.
Bupati Fauzan mengatakan, pihaknya akan menargetkan melakukan ekspor hasil pertanian seperti cabe, tomat, dan lain-lain. Ia juga mengungkapkan ekspor harus tanaman organik.
“Pemda Lombok Barat telah menyiapkan lahan yang akan dikelola oleh Petani Milenal berumur 40 tahun ke bawah,” jelas Bupati Fauzan.
Menurut Bupati Fauzan, Menteri Pertanian berkomitmen terkait pengolahan Porang. Target Pemda Lobar pada Januari mendatang membuat pabrik Porang bersama dengan investor yang nantinya Pak Menteri Pertanian akan membantu mendorongnya di kabupaten Lombok Barat.
Ia melanjutkan, Pemda Lombok Barat sudah mengumpulkan Petani Milenal dari 10 kecamatan, masing-masing kecamatan terdiri dari 2 desa sebagai objek percontohan.
Bupati Fauzan mengakui, program ini disambut antusias oleh masyarakat Lombok Barat.
Diketahui, hal ini juga menjadi program prioritas Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menargetkan peningkatan kesejahteraan petani melalui tiga program strategis.
Ketiga program strategis itu seperti, pertama, penyediaan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR), kedua, program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dan, ketiga, pembentukan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostra Tani).