Site icon Suara Pemuda

5 Oknum Polisi yang Bentangkan Poster saat Kunjungan Jokowi ke Lampung,Ketua MMP, Ini Dapat Mencoreng Citra Baik POLRI

Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Millenial Mitra Polisi (DPP MMP) Romadhon Jasn, mendesak aparat Kepolisian untuk segera memeriksa 5 oknum polisi yang bentangkan poster saat kunjungan presiden Jokowi ke Lampung. Poster provokatif yang bertuliskan “jangan hapus mural”, penolakan TKA China, stop hutang negara, penjarakan koruptor, dan Jangan Lupakan Tragedi Km 50 diduga kuat diperagakan 5 oknum anggota Kepolisian dengan menyamar sebagai rakyat sipil.

“Sangat provokatif isi tulisan poster itu bahkan tendensius misalnya menyebut soal tragedi KM 50 dan soal TKA China. Ini tidak bisa dibiarkan karena bisa memecah belah persatuan, aparat polisi harus periksa ini oknum polisi yang nyamar ini,” ujar Romadhon Jasn kepada media di Jakarta, Jum’at (3/9/2021).

Menurut Romadhon presiden tidak alergi kritik bahkan sangat terbuka meskipun disampaikan dalam bentuk apa pun seperti disampaikan dalam bentuk coretan di tembok (mural). Hanya saja, kritiknya jangan tendensius dan provokatif seperti yang terjadi di daerah Kebun Sawit, wilayah Kabupaten Pesawaran yang akan dilalui rombongan Presiden Jokowi.

“Pak Jokowi sangat terbuka dikritik, buktinya mereka yang kritik mural dibiarkan. Tapi kita juga tidak boleh tendensius apalagi jelas itu provokatif poster kritiknya,” ujarnya

Romadhon justru mensinyalir 5 oknum polisi yang membentangkan poster berisi kritik kepada pemerintah otaknya sudah dicuci akibat pengaruh berita hoaxs dan provokasi yang dibuat oleh kelompok-kelompok yang selama ini anti presiden Jokowi.

“Saya justru curiga jangan-jangan ini polisi udah kena cuci otaknya, kita udah tau kok yang sering bikin narasi negatif tentang Presiden, mereka kerap bikin propaganda dengan menyebar hoxs untuk menjatuhkan reputasi pemerintah,” tutur Romadhon

Menurutnya, publik tak bisa dipungkiri bahwa kelompok radikal yang selama ini paling lantang bersuara membuat narasi dan propaganda negatif tentang pemerintahan Jokowi. Karenanya, kekhawatiran ini sangat mungkin bahwa 5 oknum polisi aktif tersebut memang terkena cuci otaknya dan terpengaruh narasi dan propaganda negatif.

“Pak Jokowi presiden paling tegas terhadap kelompok radikal, banyak Ormas radikal yang dibubarkan karena terbukti antipancasila, nah kelompok radikal ini terus bikin propagnda negatif terutama di sosmed, polisi ini pasti besar kemungkinan terpengruh dengan berita hoaxs dan sampah ini sehingga otaknya curiga terus,” tutupnya

Exit mobile version