HIKMAHBUDHI Cabang Malang Gelar Webinar menjelang hari kemerdekaan 17 agustus
Pengurus Cabang Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia ( HIKMAHBUDHI ) Malang menggelar Webinar dalam rangka menyambut 76 Kemerdekaan RI, Senin, (16/8/2021). Webinar ini membawa tema “Gerakan Pemuda di Masa Pandemi” Acara ini didukung oleh (PERMABUDHI) Persatuan Umat Buddha Indonesia, Kusinara Institute, IBU (Indonesian Buddhist Unity).
Ketua Pelaksana Indah Maitrya melaporkan, Webinar ini menghadirkan 2 (Dua) Narasumber Utama dan 1 Opening speech, dan di ikuti oleh ratusan Kader HIKMAHBUDHI Seluruh Indonesia dan Organisasi Kepemudaan Buddha Jawa Timur, serta acara ini dilangsungkan dengan sambungan virtual zoom dan Live Instagram.
Di sambut langsung oleh Opening Speech Candra Aditiya Nugraha selaku Bendahara Presidum Pusat HIKMAHBUDHI yang menyampaikan permohonan kepada pemateri 1 yaitu Sekretaris Jendral HIKMAHBUDHI Sdr. Ravindra untuk menyampaikan kajian dan evaluasi dalam masa Covid-19 ini serta khususnya pada masa (PPKM) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Dan juga menyampaikan permohonan kepada pemateri Kedua Ritha Helena selaku Bidang Perempuan PERMABUDHI untuk menyampaikan materi terkait Langkah-langkah pemuda dalam menghadapi Covid-19 serta memberikan Positif Effect of Motivation kepada masyarakat seluruhnya dan pemuda khususnya dalam situasi saat ini.
Ketua PC HIKMAHBUDHI Malang sekaligus Moderator dalam acara Webinar Kali ini juga menyampaikan bahwasanya hasil dari diskusi ini akan menjadi bahan rujukan kajian yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi bersama maupun pemerintah kota malang dan pemerintah daerah Jawa Timur pada umumnya.
Pada webinar hari ini saudara Ravindra selaku narasumber pertama menyampaikan tentang evaluasi selama PPKM di masa pandemi sekarang ini dimana terdapat multi efek yang muncul di beberapa sektor yaitu diantaranya sebelum pandemi, negara kita berada di posisi pendapatan negara menengah. Karena adanya pandemi sehingga kualitas atau kuantitas negara kas keuangan negara seperti kuantitas PAD,APBD dan sebagainya. Semuanya menjadi kacau sehingga menciptakan penurunan dalam stabilitas ekonomi di berbagai sektor.
UMKM sebagai salah satu sektor masyarakat yang cukup memiliki banyak kontribusi terhadap domestik bruto negara. UMKM hari ini jelas banyak sekali yang gulung tikar akibat dari pandemi ini. Minimnya dorongan pemerintah terhadap UMKM di Indonesia memperburuk kondisi pada awal-awal pandemi. Yang kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan mengaggarkan beberapa triliun rupiah untuk mendorong perkembangan dan kemajuan UMKM agar bisa bertahan di masa pandemi ini. Namun penyebaran bantuan-bantuan UMKM ini jelas belum mencapai pemerataan. Kondisi ekonomi buruk juga selain terkait dengan UMKM yang tutup, warung-warung masyarakat yang gulung tikar karena adanya pemberlakuan pembantasan sosial, pemberlakukan PPKM dsb ini menciptakan peningkatan terhadap angka kemiskinan di Indonesia.
Selain ekonomi, terdapat dampak dampak multisektor yaitu terkait dengan masalah pendidikan. Pandemi memukul mundur pendidikan Indonesia menjauh belakang. Berdasarkan data bank pembangunan asia sebagaimana dirilis oleh katadakta.id pada april 2021 di perkirakan penutupan sekolah akibat pandemi covid-19 ini membuat banyak siswa Indonesia kehilangan kesempatan belajar. Selain itu juga kurangnya perhatian dari pemerintah maupun pihak perguruan tinggi mengenai pembayaran UKT. Bagi masyarakat-masyarakat kecil hal tersebut sangat mencekik sekali dalam kondisi pandemi seperti ini. Harusnya pemerintah beserta para pimpinan universitas, institut dan sebagainya harus memberikan kebijaksanaan kepada mahasiswa-mahasiswa yang tentunya sangat menderita karena pada masa covid-19 hari ini mengalami kesulitan untuk pembayaran terhadap UKT atau biaya-biaya lainnya di dalam kampus. Kita tetap harus membayar secara full tetapi tidak atau sangat sedikit menggunakan fasilitas kampus. Inilah kemudian yang akhirnya membuat mahasiswa maupun siswa putus sekolah. Ini harus menjadi kritik kita kepada kampus dan juga kepada dinas dan kementerian pendidikan agar bsia menciptkaan 1 sistem atau skema bagaimana agar masyarakat bisa tetap bersekolah dan kuliah tanpa ada tekanan-tekanan ekonomi yang diminta oleh sekolah ataupun kampus kepada orang tua siswa atau mahasiswanya.
Adanya penurunan dalam index kebebasan berpendapat, Pada masa pandemi ini tentu merasa menderita, sehnigga ekspresi-ekspresi yang dikeluarkan juga mewakili apa yang terjadi pada dirinya. Namun ekspresi-ekspresi terhadap kondisi bernegara hari ini yang disampaikan harus membentur meja-meja kekuasan dan aparat. akhirnya ketika melakukan kritik tidak sedikit yang berakhir dengan penangkapan walaupun cukup banyak juga yang dibebaskan tapi tidak sedikit pula yang diproses secara hukum tentunya dengan UU ITE yang sangat lentur dan elastis. Tentunya kita melakukan evaluasi atau melakukan kritik-kritik kepada kebijakan bukan berarti kita membeci secara individu kepada Presiden , Menteri bahkan Aparat-Aparat Negara. Tetapi kritik-kiritik kita itu wujud cinta kasih kita kepada negara agar bisa melahirkan kebijakan atau menyalurkan kekuasaan agar berdampak positif kepada masyarakat tentunya.
Selain itu, penyampaian materi yang disampaikan oleh narasumber kedua yaitu Ibu Ritha Helena (PERMABUDHI Lembaga Pemberdayaan Perempuan) menyampaikan bahwa pemuda sebagai agent of change, pemuda sebagai generasi bangsa, aset banga dan berperan sebagai generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya. Yang memiliki peran penting dalam pembangunan banga. Para pemuda yang sangat penting, berkualitas, berinovatif, berkreatif, berinspiratif untuk banga Indonesia untuk rakyat dan lingkungan sekitarnya.
Ibu Ritha Helena menyampaikan bahwa di masa pandemi covid-19 ini terdapat 3 hal krisis yang terjadi diantaranya krisis kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Beliau juga menyampaikan apa saja yang harus dilakukan oleh pemuda di masa pandemi sekarang ini yaitu, pemuda menjadi pelopor untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19, pemuda menjadi pelopor untuk memberikan informasi atau konten yang positif dalam kondisi seperti ini, alihkan budget jalan-jalan untuk kegiatan sosial, Tetap produktif dan semangat dalam menghadapi pandemi ini dengan mengikuti workshop-workshop yang sangat berguna terutama berguna untuk meningkatkan perekonomian negara di masa pandemi ini. Pungkasnya.