Setiap memasuki awal bulan agustus secara pribadi selalu merasa bahagia selain suatu kebetulan saya lahir pada bulan yang dalam lintasan sejarah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan di jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta, (17 Agustus 1945). Sehari setelah kemerdekaan Indonesia itu dikumandangkan ke seluruh penjuru tanah air tepat 18 agustus 1945, PPKI (panitia persiapan kemerdekaan Indonesia) mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara (Konstitusi) Republik Indonesia.
Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan itu terdapat sosok orang tua gagah berani, tangguh dan memiliki integritas akan komitmen kebangsaan yang patut diberikan standing applause. Abdul Muthalib Sangadji (A.M.Sangadji) nama pria asal negeri Rohomoni, (Jazirah Hatuhaha), Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Lahir ditengah – tengah keluarga bangsawan 03 juni 1889 ayah ibunya adalah bangsawan berdarah biru kombinasi yang apik negeri Rohomoni dan negeri Siri Sori Islam di pulau Saparua, Raja Abdul Wahab Sangadji serta permaisuri Siti Saat Pattisahusiwa.
Jago tua A.M.Sangadji dikenal sebagai tokoh pejuang perintis kemerdekaan RI bersama teman – teman seperjuangannya sebut saja Tjokroaminoto, Agus Salim, Tan Malaka, Ki Hadjar Dewantara, S.M.Kartosuwiryo dan lain sebagainya. Pernah duduk dalam kabinet Amir Syarifuddin, kemudian kabinet Mohammad Hatta, mendapat kepercayaan menjadi penasehat delegasi Republik Indonesia di atas Kapal USS.Renville, sebagai peserta utama Kongres Sumpah Pemuda ke dua (2) di Jakarta, serta mantum Presiden/Ketum DPP Lajnah Tanfidziyah Partai Syarikat Islam Indonesia.
Salah satu tokoh pendiri bangsa dengan prestasi luar biasa untuk kemerdekaan Indonesia ini tidak hanya mementingkan kepentingan Indonesia Merdeka saja namun juga memiliki kepekaan sosial (empati) tinggi terhadap kondisi politik luar negeri rakyat Palestina hal mana dibuktikan beliau terpilih menjadi pimpinan komite anshar al Islam bekerjasama dengan simpul – simpul umat Islam Indonesia lainnya sebut saja Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, Al Irsyad, dan perorangan Islam di Batavia dengan tujuan mulia menekan gerakan Inggris dan Amerika Serikat kepada Rakyat Palestina atas janji janji politik (kompensasi wilayah tanah jajahan di Palestina).
Nama – nama besar seperti Soekarno, Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Abdurrahman Baswedan, Adam Malik, Abdul Karim Oey Tjieng Hien, Raja kerajaan Suppa Andi Makassau Parenrengi Lawawo, Abdul Moeis Hasan (mantan gubernur kaltim) dan masih banyak nama pejuang hebat lainnya buah dari hasil pendidikan politik kebangsaan A.M.Sangadji bersama dua saudara sahabat karib separtainya H.O.S.Tjokroaminoto, dan Hadji Agus Salim.
Beberapa kali A.M.Sangadji harus menelan pil pahit dipenjarakan oleh pemerintah Jepang dan Belanda di daerah Kalimantan Timur hingga penjara Cipinang, Jakarta. Bersama sama orang – orang pergerakan asal Kalimantan Timur menyusuri kawasan daerah terpencil ( road show) mengabarkan ke pelosok negeri dengan mengibarkan bendera sang saka Merah Putih kepada Rakyat bahwasanya di Jawa Soekarno Hatta telah memproklamirkan kebangsaan Indonesia Raya. Giat A.M.Sangadji tidak hanya dikenal sebagai orator ulung ketika menyampaikan pidato politik diatas mimbar podium tetapi juga menjadi pengajar kepada anak anak pribumi kala itu, salah satu fakta autentiknya dengan mendirikan BPPR ( balai pengadjaran pendidikan rakjat). Bersama Abdoel Moeis Hassan. (gubernur Kalimantan Timur kelima). Sepak terjang beliau dalam pendidikan dan ekonomi keumatan sudah dimulai sejak dasawarsa 1920 an.
Menjadi sebuah Paradoks ketika ketokohan oude heer A.M.Sangadji hingga pada era milenial ini belum juga mendapat pengakuan negara sebagai Pahlawan Nasional padahal dalam literasi kesejarahan pergerakan perjuangan bangsa peran strategis beliau ikut menentukan arah kebijakan politik kemerdekaan seharusnya mendapat porsi sesuai dengan gerakan juang dan darmabaktinya kepada bangsa dan negara.
Semoga apa yang beliau ( A.M.Sangadji) dedikasikan kepada umat, bangsa dan negara, mendapat perhatian serius pemangku kepentingan (stake holder) baik pusat maupun daerah. Aaamiiin Yaa Rabbal Alamin, Lahul Al Fatihah ?
Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 76, Sekali Merdeka selamanya tetap Merdeka…. ??????