Kasus Pengeroyokan pada Aktivis Dilaporkan ke Polisi, Etos:”Mengingat korban baru kemarin melakukan aksi di kantor PT Antam”

         [Foto: Ilustrasi, Ist]

Jakarta| SuaraPEMUDA– Pengeroyokan terhadap aktivis mahasiswa, yang juga sebagai Ketua Semmi dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat. Kasus pengeroyokan yang terjadi selasa kemarin mengakibatkan jatuhnya dua mahasiswa yang menjadi korban.

Kejadian tersebut, terjadi di depan Bakso Bujangan Jalan Proklamasi, Pegangsaan Menteng, Jakarta Pusat, pukul 03:00 dini hari tadi.

Adapun laporannya bernomor LP/B/861/VI/2021/SPKT/Metropolitan.

Atas kejadian tersebut, Direktur Eksekutif Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah sangat menyesalkan peristiwa pengeroyokan dan diduga adanya pembacokan. “Hal itu dialami oleh seorang Ketua Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (Semmi) Jakarta Pusat Muhammad Senanatha, terjadi didepan Semmi,” kata Iskandar, panggilan akrabnya.Hal itu, menurut Iskandarsyah, pihak kepolisian harus segera mengusut pengeroyokan ini hingga tuntas.

“Ini bukan kriminal murni, mengingat korban baru kemarin melakukan aksi di kantor PT Antam, saya tidak menuduh,” katanya.

“Ini asumsi saya, karena indikasi kriminal murni tak ada disini kata,” kata Iskandarsyah saat ditemui di Bilangan Jakarta Pusat, Selasa, ( 29/6/2021).

Dia juga mengingatkan, pengeroyokan ini bukan kasus remeh-temeh. “Kalau ini dibiarkan kawan kita bisa meninggal loh, karena saat ini masih ditangani dokter di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo: red), Jakarta.

Dia menilai adanya proses intimidasi kawan-kawan aktivis bukan lah cerita baru, para penguasa diatas juga pernah alami hal yang sama dengan kawan-kawan hari ini.

“Biarlah kawan-kawan menyampaikan aspirasinya, biarkan mereka mengeluarkan unek-uneknya asal pada posisi ‘rule’ nya yang tertib,” ujarnya.

Namun, dia juga mengingatkan hal mengintimidasi bukan hal yang baru.

“Karena korban selama ini pun baik-baik saja dan tak punya musuh. Ini yang gusar yang pasti yang didemo beliau (korban),”pungkasnya.

Sebelumnya, aktivis ini melakukan aksi ke salah satu anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinilai terindikasi penyelewengan disana. “Kalau kawan-kawan turun tandanya ada,” tambahnya.

Aksi mahasiswa turun aksi dikarenakan banyaknya BUMN yang merugi. “Tak ada BUMN untung, hutang BUMN ke luar negeri juga angkanya fantastis,” tandasnya.

Jika aktivis melihat itu adalah penyelewengan, kata Iskandarsyah, untuk mengingatkan dengan melakukan aksi bersama. “Harusnya bersyukur, diingatkan bahwa uang yang kalian kelola itu uang negara, bukan uang bapak moyangnya,” pungkas Iskandarsyah.(br/dm)