Presidium Surya mahasiswa berharap ada proses demokrasi yang baik di Raja Ampat.

Jakarta -SUARA RAKYAT DAN MAHASISWA (SURYA MAHASISWA) menanggapi tentang pesta demokrasi PILKADA yang di laksanakan di daerah. Febriansyah Putra salah satu presidium dari SURYA MAHASISWA menanggapi tentang PILKADA di RAJA EMPAT yang sedang panas bergulir di media online.

Febri berharap semua masyarakat khususnya masyarakat raja Ampat memahami secara menyeluruh tentang semua berita yang sedang bergulir di media sehingga sudut pandangnya bisa obyektif.

Selain itu dia meminta seluruh stakeholder memberikan pandangan yang bijak dalam momentum pilkada agar dapat membuat pernyataan yang objektif melalui proses pemahaman yang baik.

“sebelum membuat statement atau menanggapi berita yang ada tolong lah di baca dulu baik – baik berita yang ada. Jangan langsung membuat pernyataan atau statement yang belum di pahamin benar” Ujar Febri

Diketahui bahwa ketua LMA menanggapi pernyataan dari ETOS institute yang merupakan sebuah lembaga penelitian dengan metodologi yang terukur secara  komprehensif.

Dalam pernyataan tersebut Febri sangat menyayangkan pernyataan ketua LMA yang dianggap terlalu dini.

“Ini sangat terlalu dini dalam pernyataan yang disampaikan, Saya sangat menyayangkan tindakan yang diambil oleh ketua LMA” imbuh Febri

Menurut Febri semua yang terkait dengan proses politik di raja ampat merupakan bagian dari gerak politik, sehingga harus di cermati secara baik.

“Proses politik di Raja Ampat harus dicermati dengan baik, Saya berharap ada prinsip kehati-hatian dari Incumbent, banyak kemungkinan yang bisa terjadi sehingga jangan sampai calon tunggal dikorbankan pasca terpilih jadi bupati, yang akhirnya Status bupati di pegang oleh PLT” ungkap Febri.

Seperti kita ketahui bersama KPUD Raja Ampat akan tetap menggelar Pilkada walaupun dengan hanya satu pasangan calon, sementara ada isu bergulir mengenai korupsi.

Selain itu Febri menganggap KPUD tidak sukses dalam menyelenggarakan Pesta Demokrasi daerah atau PILKADA.

“Seperti nya proses demokrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, kalau hanya satu pasangan yang di usung buat apa ada PILKADA mending penunjukan langsung sehingga tidak menghamburkan cost negara. Tutup Febri “