SULAWESITODAY,- Kematian pemuda Poso pesisir utara, Qidam Alfariski Mosance yang tewas di tangan aparat kepolisian, mendapat respon keras dari Pimpinan wilayah Pemuda Muslim Sulawesi Tengah (12/4/20)
Pimpinan Pemuda Muslim, Syahril Rahman kepada awak media mempertanyakan apa dasar polisi sehingga semena-mena terhadap warga.”Labelisasi ‘teroris’ tanpa pembuktian fakta-fakta terlebih dahulu mengesampingkan azas Praduga Tak Bersalah di depan hukum indonesia.” jelas Syahril
Dia juga mengatakan bahwa ini merupakan pukulan telak bagi tegaknya HAM di Indonesia. “Tindakan represif penembakan yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian ini merupakan bentuk premanisme yang tidak boleh tidak, harus di usut. Ini merupakan pelanggaran HAM” tambahnya
Pemuda muslim sulawesi tengah melakukan pernyataan resmi sebagai bentuk pengawalan kasus ini. berikut poin-poin press realisenya :
1. mengecam aksi penembakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap Qidam
2. mendesak Kapolres untuk segera memberikan keterangan resmi atas tewasnya Qidam Alfariski
3. mendesak KAPOLRI untuk transparan demi penegakkan hukum di di Indonesia seadil-adilnya
4. mendesak KAPOLDA sulteng untuk membentuk tim pencari fakta atas kasus ini
5. mendesak BIN dan BNPT untuk transparan memberikan informasi terhadap perkembangan jaringan terorisme di Sulawesi Tengah
6. mengajak seluruh tokoh agama, tokoh pemuda, dan seluruh elemen masyarakat Sulteng untuk mengawal kasus tewasnya Qidam Alfariski)
Sebelumnya, pihak keluarga korban penembakan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah membantah disebut tewasnya Qidam Alfarisky karena terlibat dalam baku tembak.
Mereka yakin pemuda itu tidak terlibat kelompok sipil bersenjata, karena sampai dengan Kamis (9/4/2020) sore, masih berada di sekitar rumah yang tak jauh dari Mapolsek Poso Pesisir Utara.
Menurut Fitri, keluarga dekat korban, sampai dengan Jumat (10/4/2020) pukul 10.00 WITA, pihak keluarga belum menerima kejelasan secara detail kronologis kejadian tersebut.
“Sampai saat ini kita belum tau kronologis sebenarnya, kita belum terima informasi detailnya, pihak kepolisian belum muncul. Kemarin dia masih dirumah , jam setengah 6 sore minta uang bayar hp yang di gade 200 ribu. Cari bambu tidak pernah,” jelas Fitri.
Mereka dari pihak keluarga lanjut Fitri, mengaku tidak mempermasalahkan bahwa itu sudah ajalnya sang pemuda itu. Namun yang disesalkan, mereka mendapati jasad pemuda itu dengan kondisi mengenaskan.
” Paha sebelah kiri diiris sangkur dari dekat lutut sampai kemaluan, leher ditusuk, kaki sebelah kanan patah, dada luka tembak, kalau cuma ditembak, tidak mungkin patah patah. Lokasi samping polsek poso pesisir utara,” ungkap Fitri.
Penjelasan polisi
Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto membenarkan kejadian tersebut.“Dari hasil pemeriksaan anggota tim di lokasi, bahwa pelaku sudah tergabung dalam kelompok sipil bersenjata, namun untuk keterlibatan dan perannya masih dilakukan pendalaman,” jelas Didik, saat dihubungi, Jumat (10/4/2020) malam.
Didik menjelaskan, kejadian itu terjadi Kamis kemarin, di mana anggota Satgas sempat kontak senjata di atas gunung, satu di antaranya meningal kena luka tembak.(cr1/ad)
sumber: sulawesitoday.com