Virus Corona dalam Perspektif Islam: Gara-Gara Virus Corona Umar Bin Khattab Batal Berkunjung ke Suria
Warning: Attempt to read property "post_excerpt" on null in /home/suarapem/public_html/wp-content/themes/covernews/inc/hooks/blocks/block-post-header.php on line 43
Oleh: Ahmad Thib Raya
Guru Besar UIN Jakarta
Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat dan khalifah Rasulullah yang keras dalam prinsip dan sangat kritis terhadap berbagai persoalan, baik pada saat Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau meninggal. Begitu kerasnya Umar bin Khattab, sampai-sampai beliau digelar “Singa Padang Pasir.”
Kita juga sudah tahu bahwa Umar bin Khattab adalah sahabat yang sangat ngotot mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq untuk pengumpulkan Alquran. Ada perdebatan yang luar biasa yang terjadi antara Umar bin Khattab dan Abu Bakar al-Shiddiq.
Keduanya memiliki argumen. Salah satu argumen Umar bin al-Khattab adalah Alquran harus dikumpulkan (dibukukan) karena banyak penghafal yang sudah wafat dalam peperangan. Jika tidak, Alquran akan punah.
Abu Bakar menolak dengan alasan bahwa tidak petunjuk atau perintah dari Nabi untuk mengumpulkan Alquran. Umat bin Khattab ngotot, dan akhirnya, Abu Bakar menerima usulan Umar untuk mengumpulkan Alquran.
Akan tetapi, dalam hal masalah penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona, Umar bin Khattab mengalah. Pada masa Umar bin Khattab menjadi khalifah, penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona pernah mewabah di Syam (Suria).
Tetapi, beliau belum tahu tentang mewabahnya penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona. Pada suatu hari beliau keluar meninggal Madinah untuk melakukan kunjungan resmi sebagai Khalifah ke Syam.
Dalam perjalanan, beliau ditahan oleh sekelompok orang dan memberitahukan kepada beliau bahwa di Syam (Suria) sedang mewabah penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona. Salah seorang dari mereka menyampaikan sebuah hadis Rasulullah. Umar lalu membatalkan kunjungannya ke Syam (Suria) itu.
Mari kita lihat riwayat tentang hal ini dalam uraian berikut, yang saya tampilkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Dari Abdullah bin Amir, bahwa sesungguhnya Umar (bin Al-Khattab) sudah keluar dari Madinah, akan menuju Syam. Ketika dia sudah sampai di Sarga (sebuah tempat antara Madinah dan Syam), beliau mendapat berita bahwa wabah penyakit thā’ūn (طاعون) sejenis virus Corona itu telah mewabah di Syam.
Lalu Abdurrahman bin Auf menyampaikan kepadanya, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: ”Apabila kalian mendengar bahwa penyakit thā’ūn (طاعون) sudah mewabah di suatu daerah, janganlah kalian mendatangi daerah itu dan jika penyakit thā’ūn (طاعون) di suatu daerah, dan kalian sedang berada di daerah itu, maka janganlah kalian keluar dari daerah itu, untuk tujuan menghindar darinya.” HR. Bukhari.
Ada riwayat lain, yang menyatakan tentang gagalnya Umar bin Khattab melakukan kunjungan ke Syam itu dapat dilihat dari riwayat berikut:
Umar bin Khattab telah berjalan menuju Syam (Suria) untuk melakukan kunjungan resmi kedua kalinya, setelah beliau melakukan kunjungan pertama ke Suria sebelumnya. Ketika beliau sudah hampir sampai di Syria, beliau bersama anggota rombongannya diberitahu bahwa penyakit thā’ūn (طاعون) virus Coronasedang melanda dan mewabah di Syam (Suria) itu.
Lalu para sahabat yang mendampingi beliau dalam rombongan berkata kepada Umar: ”Wahai khalifah, kembalilah (ke Madinah), jangan mendekat dan memasuki kota itu. Sekiranya engkau sudah memasukinya, dan penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona sedang mewabah di sana, maka kami tidak melihat engkau memiliki kemampuan untuk menghindarinya.” HR Ahmad.
Catatan yang penting dari riwayat di atas adalah sebagai berikut:
- Sayyidana Umar bin Khattab yang biasa ngotot dalam banyak hal untuk dilakukan, beliau menjadi lunak ketika menghadapi penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona. Padahal ketika itu, beliau adalah seorang khalifah (kepala negara muslim) ketika itu.
- Beliau mau menerima saran dari para sahabatnya untuk menghindarkan diri dari wabah penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona sehingga beliau membatalkan kunjungannya ke Syam (Suria), padahal beliau sudah dekat dengan kota itu.
- Umar bin Khattab tidak mau menjerumuskan dirinya dan rombongannya dengan penyebaran penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona. Umar bin Khattab harus menghindar dari bahaya penyebaran virus itu. Beliau dan rombongannya lalu kembali ke Madinah.
Pelajaran yang berharga dari riwayat itu untuk kita sekarang ini di tengah-tengah mewabahnya penyakit thā’ūn (طاعون) virus Corona adalah kita harus mengikuti semua panduan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah kita untuk bersama-sama melakukan berbagai hal dalam rangka memutuskan rantai penyebaran virus Corona itu. Di antaranya adalah dengan mengurung diri di rumah dan melakukan social distancing.
Kita juga berdoa kepada Allah, semoga wabah ini segera berakhir dan kita semua terhindar dari thā’ūn (طاعون) virus Corona yang mematikan ini.
Jakarta-Matraman, Rabu pagi, 8 April 2020
sumber: hajinews.id